Transformasi Kesehatan di Indonesia masih perlu digencarkan. Karenanya penguatan pelayanan kesehatan primer sangat penting. Fakta yang ada menunjukkan bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun 2021 masih jauh dari target yang ditetapkan, beban kesehatan masih tinggi, dan sebagian besar kematian di Indonesia dapat dicegah. Ini menunjukkan bahwa layanan kesehatan dasar tidak cukup kuat untuk menangani masalah kesehatan.
Dengan demikian, konsep Primary Health Care (PHC) digunakan oleh pemerintah untuk melakukan transformasi pelayanan kesehatan primer dengan mengintegrasikan Puskesmas dan jejaringnya. Namun, implementasi sistem ini membutuhkan partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang aktif.
6 Pilar Transformasi Kesehatan
Kementerian Kesehatan selanjutnya menggulirkan transformasi sistem kesehatan. Terdapat 6 pilar transformasi kesehatan sebagai penopang kesehatan Indonesia, antara lain:
Transformasi Layanan Primer
Pilar transformasi ini termasuk upaya promotif dan preventif yang luas, perluasan jenis antigen dan imunisasi, penguatan kapasitas dan perluasan skrining di layanan primer, peningkatan akses, SDM, obat, dan kualitas layanan, serta penguatan layanan laboratorium untuk mendeteksi penyakit atau faktor risiko yang berdampak pada masyarakat.
Pada pelaksanaannya, fokus utama tersebut dapat dijabarkan menjadi 4 hal, diantaranya adalah:
- Edukasi Penduduk, Yaitu dengan melakukan penguatan peran kader, kampanye, dan membangun gerakan, menggunakan platform digital dan tokoh masyarakat.
- Pencegahan Primer, hal ini dilakukan dengan melakukan penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia.
- Pencegahan Sekunder, yaitu dengan melakukan skrining 14 penyakit penyebab kemaian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining, stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu dan bayi
- Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Primer, dengan melakukan revitalisasi network dan standarisasi layanan di Puskesmas, posyandu, dan kunjungan Rumah
Transformasi Layanan Rujukan
Pilar transformasi kesehatan yang satu ini berfokus pada peningkatan mekanisme rujukan, serta meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan rumah sakit dan laboratorium kesehatan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Rumah Sakit harus dibangun di wilayah Timur Indonesia, meningkatkan akses dan kualitas layanan sekunder dan tersier, dan berkolaborasi dengan enam layanan unggulan di seluruh dunia.
Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
Pilar transformasi kesehatan ini mencakup upaya untuk mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah penyakit/kedaruratan kesehatan masyarakat. Ini dicapai melalui kemandirian alat kesehatan dan kefarmasian, penguatan surveilans berbasis komunitas dan laboratorium, dan penguatan sistem penanganan bencana dan kedaruratan kesehatan. cakupan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan juga meliputi:
- Peningkatan ketahanan sektor farmasi & Alat kesehatan dengan melakukan produksi dalam negeri berupa 14 Vaksin rutin, Top 10 Obat, Top 10 Alat Kesehatan by volume & by value.
- Memperkuat ketahanan tanggap darurat dengan melakukan jejaring nasional surveilans berbasis la, mempersiapkan tenaga cadangan tanggap darurat, dan melakukan Table Top Excercise kesiapsiagaan krisis.
Transformasi Pembiayaan Kesehatan
Pilar transformasi ini berguna untuk memastikan bahwa pembiayaan selalu tersedia, transparan, efektif, dan berkeadilan. Regulasi pembiayaan kesehatan bertujuan untuk mencapai tiga tujuan yakni untuk menjamin ketersediaan, kecukupan, dan berkelanjutan; pembagian yang adil; serta pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi SDM Kesehatan
Upaya untuk memastikan ketersediaan dan pemerataan jumlah, jenis, dan kapasitas tenaga kerja kesehatan adalah pilar transformasi ini. Transformasi SDM Kesehatan akan berfokus untuk memastikan pemerataan distribusi para tenaga kesehatan di seluruh pelosok tanah air Indonesia, termasuk di kawasan DTPK. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kuota mahasiswa kedokteran, yang akan menghasilkan peningkatan jumlah dokter dan spesialis yang setara di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Klaster Integrasi Layanan Primer dan Lingkup Pelayanannya
Transformasi Teknologi Kesehatan
Pilar transformasi kesehatan terakhir mencakup:
(1) integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan,
(2) integrasi dan pengembangan sistem aplikasi kesehatan, dan
(3) pengembangan ekosistem (teknologi kesehatan (regulasi/kebijakan yang mendukung, memberikan kemudahan/fasilitasi, pendampingan, pembinaan serta pengawasan yang memudahkan atau mendukung bagi proses pengembangan dan pemanfaatan teknologi kesehatan yang berkelanjutan) yang disertai peningkatan tatakelola dan kebijakan kesehatan.
Perencanaan pembangunan kesehatan daerah diharapkan dapat dibuat oleh pemerintah daerah menggunakan keenam pilar transformasi kesehatan tersebut. Mengutamakan tindakan promotif dan preventif, meningkatkan kemandirian alat kesehatan dan harga obat yang terjangkau, memprioritaskan pembangunan kesehatan, memerataan dokter spesialis, dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam layanan kesehatan adalah beberapa strategi nyata yang dapat digunakan.
Aru/
Referensi:
- KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
- https://www.balaibaturaja.litbang.kemkes.go.id/read-6-pilar-transformasi-kesehatan